(Program Multiplikasi Stube-HEMAT di Raja Ampat)
Oleh: Trustha Rembaka
Kabupaten Raja Ampat yang terdiri dari 117 kampung berada di pulau-pulau
di kawasan seluas 46.108 km2. Kawasan dengan jangkauan yang sangat luas ini 89% terdiri dari
lautan sehingga alat transportasi laut menjadi kebutuhan utama untuk mobilitas
penduduk maupun barang dari pulau ke pulau lainnya. Hal ini menjadi tantangan
bagi pemerintah dalam membangun daerah, juga masyarakat untuk beraktivitas memenuhi kebutuhan
pribadi, pendidikan, ekonomi dan lainnya, karena biaya transportasi yang besar. Tidak mau kalah dengan keadaan dan membiarkan daerah ini
terus berada dalam ketertinggalan, seluruh komponen terus berupaya apa yang bisa dilakukan
untuk memperhatikan keadaan masyarakat di sana.
Program multiplikasi Stube HEMAT Raja Ampat menemukan keberadaan mahasiswa dan anak
muda Kristen dan bekerja untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia meskipun kegiatan
ini membutuhkan proses yang panjang agar tujuan mulia dari program bisa
tercapai. Wajar apabila Multiplikator terus melakukan pendekatan secara
kontinyu ke beberapa kampung untuk memperkenalkan Stube HEMAT dengan melibatkan
mahasiswa asal Raja ampat yang sudah beberapa waktu terlibat dan berpartisipasi
dalam beberapa kegiatan Stube HEMAT di lingkungan Salawati Utara, Salawati Tengah,
Batanta dan Waisai sebagai ibukota kabupaten Raja Ampat. Pdt Grace Nanuru, S.Th.,
sebagai Multiplikator Stube HEMAT di Raja Ampat terus bekerja memperkenalkan Stube HEMAT
dan program-programnya, sekaligus menyampaikan program pemuda gereja termasuk mahasiswa.
Harus diakui beberapa kendala kegiatan seperti kurang motivasi, prioritas anggaran, dan
komunikasi antar wilayah, sehingga penting adanya prioritas kerja untuk wilayah
ini.
Selama bulan Mei dan Juni, Multiplikator menggunakan perahu sederhana untuk mengunjungi kampung-kampung yang ada, dan harus cermat ‘membaca’ cuaca di lautan, salah satu kunjungan adalah ke kampung Wailen, Kalobo di distrik Salawati Tengah. Kampung ini memiliki jumlah penduduk lebih dari lima ribu jiwa dan mayoritas penduduk beragama Islam dan sebagian besar adalah transmigran dari pulau Jawa bertahun-tahun yang lampau. Secara geogafis daerah ini memiliki dataran yang luas dan subur sehingga pertanian potensial untuk dikembangkan. Tercatat hanya ada satu gereja, yaitu GKI di Tanah Papua. Sedangkan di pulau Yefman yang terdiri dari Yefman Barat dan Timur, sebagian besar penduduk beragama Islam dan hanya sebagian kecil yang beragama Kristen. Pemuda gereja termasuk mahasiswa di kedua tempat itu didampingi oleh seorang pendamping dari majelis gereja. Mereka sangat antusias terhadap perhatian dan kegiatan Stube HEMAT dan bersedia untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam program Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat berikutnya.
Melalui kegiatan Stube HEMAT bersama pemuda gereja dan
mahasiswa, sumber daya manusia khususnya generasi muda Raja Ampat akan semakin
meningkat dan mampu mengembangkan diri dengan potensi yang ada di sekitar
mereka. Jou
Suba***
Komentar
Posting Komentar