Oleh : Pdt. Grace Nanuru, S.Th
‘Yang Muda yang Berkarya’ menjadi tema
kegiatan pelatihan membatik Ecoprint. Semangat ini muncul dari sebuah slogan ‘Kalau bukan saya, siapa lagi dan kalau
bukan sekarang, kapan lagi? Kalimat ini memotivasi
generasi muda lebih berani melakukan sesuatu,
mengekspresikan kreativitas dan berani tampil beda. Motivasi menjadi kekuatan untuk memulai dari diri sendiri
dan selanjutnya mendorong lainnya untuk berkarya, khususnya meningkatkan sumber daya
generasi muda di wilayah Raja Ampat.
Peningkatan kualitas sumber daya generasi muda menjadi fokus utama program
multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat melalui beragam kegiatan, salah satunya membatik ecoprint. Membatik ecoprint ini merupakan teknik membatik yang sederhana
karena bahannya berasal dari
lingkungan atau alam sekitar. Ecoprint sendiri berasal dari kata ‘eco’ atau ekosistem yang berarti lingkungan hayati atau
alam, dan ‘Print’
artinya cetak, mencetak pola dedaunan
dan merebusnya, mirip seperti pembuatan batik,
sehingga sering disebut ‘batik
ecoprint.’ Bahan-bahan yang digunakan berupa dedaunan, bunga, dan ranting yang berasal
dari alam, tanpa bahan kimia
sintetis, yang membuat batik ini ramah lingkungan dan
tidak menimbulkan pencemaran air, tanah maupun udara, karena pewarnaan kain
menggunakan bahan-bahan alami.
Tak kalah menarik, peserta pelatihan membatik ecoprint
adalah anak muda di Pulau
Yefman yang bersemangat tinggi untuk belajar hal baru, bahkan beberapa ibu-ibu pun bergabung dan ikut mempraktekkan
batik ecoprint yang diadakan di kampung Yefman Timur dan diikuti delapan belas
peserta (Kamis, 7/10/2021).
Kegiatan ini memiliki tujuan: 1) melatih kreativitas mahasiswa dan pemuda di Kampung Yefman Timur; 2) para mahasiswa dan pemuda belajar membuat motif pada kain dengan menggunakan bahan-bahan alami di sekitar mereka dan mudah didapat; 3) pemuda menyadari untuk terus mengasah kreativitas walaupun dalam masa pandemi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Multiplikator Stube HEMAT di Raja Ampat melibatkan beberapa mahasiswa dari Raja Ampat yang sudah mengikuti kegiatan Stube HEMAT sebelumnya, sehingga mereka semakin memahami kegiatan-kegiatan Stube HEMAT. Pendamping Pemuda Efata Yefman, Fera Karet menanggapi positif kegiatan ini dan akan mempromosikan kain hasil ecoprint di hari Minggu 10 Oktober dan mengembangkan batik ecoprint bersama kelompok PKK Yefman bersama multiplikator.
Di sela kegiatan, Pdt. Grace Nanuru, Multiplikator
Stube HEMAT di Raja Ampat menanyakan harapan
pemuda pulau Yefman setelah
mengikuti pelatihan ini dan terungkap bahwa mereka merasakan
manfaat pelatihan dan akan menindaklanjuti pembuatan
batik ecoprint dan berharap ke depan kegiatan Stube HEMAT terus
melibatkan mereka, seperti yang diungkapkan oleh Hilda Mnusefer. Multiplikator
juga memaparkan kegiatan Kemah Kerja yang akan dilaksanakan di pulau Sagawin,
25-28 Oktober 2021. Sedangkan mahasiswa aktivis Stube HEMAT di Raja Ampat yang
mendampingi multiplikator tertarik untuk
melanjutkan kegiatan ini di Yenanas, kampung mereka, selain itu, mereka mulai
berani untuk tampil dan menyampaikan pengalaman mereka di Stube
HEMAT kepada peserta, dan muncul pemikiran
kritis apa yang bisa dilakukan ke depan demi pengembangan sumber daya generasi muda Raja Ampat.
Harapan besar dari program Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat adalah generasi
muda Raja Ampat menjadi anak-anak
muda yang mampu membangun daerahnya
dengan karya dan mengembangkan kreativitas memanfaatkan
potensi yang ada di sekitar mereka. Generasi muda Raja Ampat, yang
muda yang berkarya, pasti bisa! ***
Komentar
Posting Komentar