Menjumpai Kaum Perempuan Mandiri di Pulau Pam

Eksposur mahasiswa ke Pulau Pam, Waigeo Barat

Oleh: Yuliana Mambrasar.          

Salam jumpa bersama saya, Yuliana Mambrasar dari Yenanas di Batanta Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Saya mengenal Stube HEMAT dari Pdt Grace Nanuru, multiplikator Stube HEMAT di Raja Ampat, saat mengadakan kegiatan Stube HEMAT di kampung Yenanas. Sebenarnya saat itu teman saya, Adel Mambrasar sudah mengajak bergabung kegiatan Stube HEMAT, namun saat itu saya masih fokus pada Persekutuan Anggota Muda (PAM) Jemaat Elim di Yenanas. Saya memiliki kekuatiran karena saya adalah anggota yang aktif di dalamnya jika saya juga aktif di Stube, bagaimana dengan persekutuan PAM nantinya, apakah terganggu atau tidak, berkembang atau tidak. Kekuatiran ini muncul dari pendapat teman-teman saya, jika saya tidak aktif lagi atau fokus dengan organisasi berbeda akan mengganggu kinerja organisasi dan mungkin mengalami kemunduran. Namun saya berusaha meyakinkan mereka kalau saya tetap berada di dalamnya dan terus membantu.

Beberapa kegiatan Stube HEMAT di Raja Ampat membantu anak muda dan mahasiswa berkembang dan kegiatannya kreatif yang membuat anak muda tertarik. Ada kegiatan kunjungan ke kampung yang berbeda, menggiatkan seni dan membantu masyarakat untuk kesehatan. Saya memilih kegiatan Stube HEMAT karena berkaitan dengan mahasiswa dan pemuda Kristen. Saya bersyukur kalau Stube HEMAT juga melibatkan mahasiswa dan pemuda dalam kegiatan dan membantu masyarakat misalnya saat penyuluhan kesehatan dan pelaksanaan vaksin kesehatan. Ini membuktikan jika mahasiswa dan pemuda mendapat kesempatan berkarya mereka bisa bertindak dengan baik dan positif untuk banyak orang.

Kegiatan eksposur di pulau Pam (11-13/3/2022) menjadi kegiatan yang menyenangkan dan saya bersyukur bisa mengunjungi saudara-saudara di Pam. Saya menemukan hal-hal baru yang tidak saya temukan di Yenanas, karena sebenarnya kampung Pam secara umum belum maju dan kondisi penduduk belum sepenuhnya membaik. Pulau PAM menyimpan banyak potensi yang bisa dimanfaatkan dan dikelola sebagai sumber penghasilan untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

Selama kegiatan di pulau Pam, saya dan teman-teman bertemu langsung dengan kaum perempuan yang bekerja membuat sabun mandi alami, handbody lotion, Virgin Coconut Oil (VCO) dan minyak urut. Produk ini belum saya ketahui sebelumnya tetapi mereka dengan senang hati berbagi cerita dan menjelaskan cara membuatnya. Ternyata produk itu dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari pulau Pam sendiri, misalnya kelapa dan mereka memproduksinya. Di pulau PAM saya menemukan sesuatu yang bisa dipelajari dan saya lakukan, bisa berbagi cerita dan pendapat atau pengalaman. Kaum perempuan di PAM tidak hanya bisa mengurus dapur dan pekerjaan rumah tangga saja, tetapi kaum perempuan berperan penting dalam ekonomi keluarga dengan membuat kerajinan tangan dan produk lain yang bisa dijual.

Untuk teman-teman Stube HEMAT di Raja Ampat, khususnya perempuan, jangan melihat, dengar lalu diam saja, tetapi apa yang sudah didapatkan dan pelajari bersama, harus dilakukan dan sebarkan ke orang lain di Raja Ampat dan sekitarnya agar kaum perempuan bisa berkarya, mandiri dan berperan penting dalam menolong ekonomi keluarga. Kami kaum perempuan, kitorang bisa!***

Komentar