Stube HEMAT: Ruang Belajar Untuk Semua

Pelatihan PowerPoint di Majaran, Sorong

Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat.          

Isu pendidikan di kawasan Papua Barat menjadi perbincangan menarik ketika muncul berita 68.988 anak Papua Barat tidak bersekolah karena beragam penyebab. Ini mesti mendapat perhatian serius, tidak saja sekolah dan anak didik tapi juga keluarga, gereja masyarakat, pemerintah dan lembaga atau individu yang memiliki keterpanggilan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Papua Barat (sebelum pemekaran).

Concern terhadap dunia pendidikan menjadi bagian Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat sebagai gerakan peningkatan kualitas Sumber Daya Anak Manusia khususnya anak muda. Di semester ini Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat mencanangkan program Pendidikan: Jangan biarkan seorang pun tertinggal. Program ini merujuk pada teknologi yang mengubah cara hidup manusia dan berperan penting dalam setiap aspek kehidupan. Harus diakui dengan teknologi pekerjaan makin mudah dan efisien, namun nyatanya tidak setiap orang di Raja Ampat bisa mudah mengakses teknologi karena hambatan ekonomi, komunikasi dan fasilitas.

Salah satu terobosan Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat adalah menyediakan pendampingan belajar PowerPoint untuk menjawab tuntutan keterampilan membuat presentasi baik di sekolah maupun di pekerjaan. Kegiatan ini diadakan di Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI Papua) Jemaat Marthen Luther, Majaran, Sorong, Papua Barat Daya (Kamis 16/2/2023). Awalnya target peserta adalah anak muda, ternyata beberapa guru SMP SMA, tenaga penyuluh, aktivis gereja dan karyawan sejumlah dua belas orang mengikuti pendampingan yang dipandu oleh Patrick Sarwom, Ando Korwa dan Trustha Rembaka. 

Bagian pertama Patrick Sarwom memandu para peserta mengenal fungsi-fungsi menu yang biasa dipakai dalam membuat presentasi PowerPoint dari fungsi dasar, memilih template, memasukkan teks dan modifikasi tampilan warna, gambar dan animasi. Di tahap ini terungkap bahwa peserta menggunakan versi yang lama karena ada ada menu-menu yang belum tersedia. Dalam proses pembuatan presentasi, Ando memandu peserta mendesain presentasi liturgi gereja untuk tema masa Paskah. Para peserta berlomba mencari gambar yang cocok, jenis dan ukuran huruf, komposisi warna dan animasinya agar presentasi menjadi menarik. Di bagian ketiga adalah presentasi yang menampilkan hasil desain PowerPoint setiap peserta dan Trustha Rembaka berperan sebagai penanggap. Secara umum konten yang harus muncul mencakup nama kegiatan, tema kegiatan, tempat, waktu dan gambar tersaji. Penanggap memberikan masukan seperti tulisan harus mudah dibaca dan dipahami publik dengan menggunakan jenis huruf yang tebal, memilih warna yang kontras dan penempatan tulisan sesuai template agar tidak menutup gambar.

Hasil-hasil desain PowerPoint para peserta mendapat apresiasi Pdt. Grace Nanuru, Multiplikator Stube HEMAT di Raja Ampat yang juga pendeta di gereja setempat. Ia mengatakan bahwa kegiatan Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat menjadi ruang belajar untuk semua, sehingga masukan-masukan yang ada menjadi bekal untuk merancang presentasi berikutnya lebih baik, bahkan ia memberi kesempatan peserta mendesain PowerPoint liturgi gereja  untuk ditampilkan di kebaktian gereja.

Kemauan menjadi kekuatan dasar seseorang untuk berkembang dan terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Pelatihan-pelatihan yang ada bisa dimanfaatkan sebagai kesempatan belajar untuk meningatkan kualitas diri menghadapi masa depan. ***

Komentar