Abon Babi: Kreativitas Mengolah Bahan Lokal

Membuat Abon Babi di Sorong, Papua Barat Daya

Oleh Trustha Rembaka.          

Manusia memiliki potensi kreativitas untuk berdaya cipta, mengembangkan sesuatu untuk kelangsungan hidupnya. Kreativitas sendiri, menurut literatur Britannica, adalah kemampuan membuat atau mewujudkan sesuatu yang baru, baik solusi terhadap masalah, metode atau perangkat, atau obyek atau bentuk seni baru.

Tuntutan pengembangan diri dan kemandirian mendorong semangat menemukan jalan keluar dengan memanfaatkan potensi diri dan beragam potensi di sekitarnya. Ini juga menjadi starting point Multiplikator Stube HEMAT di Raja Ampat memetakan potensi yang ada di wilayah pelayanannya, baik di Raja Ampat maupun Sorong dan sekitarnya. Beragam temuan seperti potensi manusia yang memiliki semangat tinggi untuk belajar hal baru, keragaman hasil laut dan hasil bumi, profesi masyarakat setempat yang sebagian adalah nelayan dan sebagian lagi memiliki pekerjaan berburu babi hutan.

Salah satu langkah yang diambil adalah mengolah daging babi hutan menjadi abon. Gagasan ini muncul karena daging babi diolah untuk langsung konsumsi satu dua hari, sementara daging lebihnya belum ada upaya mengolah dalam bentuk lain, sehingga muncullah ide membuat abon daging babi. Pdt. Grace Nanuru, S.Th. Multiplikator Stube HEMAT di Raja Ampat menginisiasi pelatihan membuat abon daging babi hutan di bulan Agustus dalam dua tahap di 7 dan 11 Agustus 2023 di Majaran, kabupaten Sorong. Kaum perempuan baik ibu rumah tangga dan anak muda mengikuti pelatihan tersebut. Produk abon daging babi menyasar target rumah tangga sekitar, masyarakat di kota Aimas dan Sorong serta wisatawan yang membutuhkan kuliner khas Papua Barat Daya.

Dalam prakteknya, ini menggunakan daging babi hutan seberat 3-5 kg, dengan bumbu dasar bawang merah, bawang putih, lengkuas, kunyit, kemiri, gula merah, serai, asam, daun jeruk dan menggunakan rempah khas setempat selain santan dan minyak goreng. Daging babi disuwir-suwir dan dicampur dengan bumbu yang sudah dihaluskan kemudian digoreng dengan api kecil supaya matang merata. Langkah akhir yaitu meniriskan minyak goreng menggunakan spinner. Resep sejumlah itu menghasilkan 40-50 bungkus abon babi dengan berat @ 50 gram dengan harga jual Rp 20.000 per kemasan.

Sebagian pembeli mengaku cocok dengan abon babi original dengan rasa manis gurih yang khas dan sebagian lain menyukai varian abon daging babi rasa pedas. Adanya dua varian ini menjadi alternatif bagi konsumen untuk membeli sesuai selera.

Terobosan Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat mengolah abon daging babi menumbuhkan spirit baru untuk berkembang, bahkan membidik peluang wirausaha berbasis kuliner lokal di Papua Barat Daya. Mari unjuk kreativitas berbasis potensi lokal! ***


Komentar